Halaman

Minggu, 12 Juni 2011

Berhentilah Mengeluh

Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya.
Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali. Jika demikian masihkan anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?

SUMBER: http://iphincow.wordpress.com/2011/02/23/berhentilah-mengeluh/#more-363

Jangan Tanyakan 6 Hal Ini pada Wanita

 MENURUT ilmu pengetahuan, ada 78 gen yang membedakan seorang pria dan wanita. Jika kita benar-benar mencatat perbedaan lain, daftarnya pasti akan sangat panjang.

Sebagai bukti pria dan wanita itu berbeda, mereka terus-menerus mengucapkan kata-kata yang dianggap salah satu sama lain. Simak enam hal yang sebaiknya tidak diucapkan pria kepada kekasihnya, seperti dilansir Shine.

Soal komitmen

Kebingungan pria dimulai sejak hari pertama berpacaran; 'Haruskah aku bilang akan meneleponnya?", "Apakah dia benar-benar mencintaiku?", kebingungan yang sama juga bermain di pikiran wanita.

Sebaiknya, jangan pernah membiarkan orang lain tahu betapa Anda ingin membangun komitmen hubungan. "Di fase awal pacaran, jangan pernah mengatakan soal komitmen atau betapa Anda takut dengan komitmen. Jangan menjadi orang pertama yang menyatakan cinta, biarkan dia melakukannya terlebih dahulu. Pria memainkan peran menunggu, seperti halnya wanita," kata Karan Madan, seorang praktisi medis.

Pembohong!

Seorang wanita tidak akan pernah percaya pada pria yang mengatakan dia lah cinta pertamanya. Seorang wanita juga tidak akan percaya jika pria mengatakan dirinya masih perjaka (bahkan bila itu benar). Setiap orang memiliki masa lalu. Bila si dia mulai mengungkit masa lalu yang membuat Anda tidak nyaman, cara paling aman adalah mengubah topik pembicaraan.

Penampilan

Tidak ada gunanya mengatakan bahwa busana yang dia pakai tidak cocok dengan aksesorinya. Yang terjadi justru Anda akan menerima serangan balik, “apa yang kamu tahu soal pakaian?” darinya. Juga, jangan berkomentar soal isi tasnya yang penuh sesak. Sebab, seorang wanita membawa ‘dunia’ ke dalam tasnya.

Soal lemak

Apakah ukurannya berat badannya hanya 40 kg atau 65 kg, seorang wanita tidak pernah bahagia dengan bentuk tubuhnya. Bahkan jika Anda mengatakan Anda menyukai penampilannya dan bahwa Anda nyaman bersamanya, dia tidak akan percaya. Jawaban atas pertanyaan, "Apakah aku gemuk?” jelas sulit dijawab. Jadi, lebih baik Anda ubah topik pembicaraan.

Kamu marah ya?

Jika seorang wanita marah dengan Anda, itu pasti karena sesuatu yang telah Anda lakukan. Anda membuat jebakan untuk diri sendiri jika bertanya apa yang membuatnya marah. Kalau Anda menguatkan keberanian untuk bertanya padanya, maka Anda harus sabar untuk mendengarkan ocehannya. Jangan membantah ataupun memotong ucapannya.

Ketidaksetujuan

Perbedaan pendapat adalah “resep” untuk bencana. Jawaban paling ampuh adalah ungkapan seperti 'uhmmm'. Ketika ungkapan ini berhenti dipakai, Anda harus menggantinya dengan jawaban sejenis.

Wanita zaman sekarang jauh lebih bebas. Mereka akan menyampaikan ketidaksetujuan sebagai suatu aturan dan tindakan konkrit. Jadi, jangan bertanya alasan ketidaksetujuannya.

SUMBER: http://lifestyle.okezone.com/read/2011/06/12/197/467344/jangan-tanyakan-6-hal-ini-pada-wanita

GENERASI MUDA INDONESIA PADA SAAT INI

Pada zaman dewasa ini, kita sebagai manusia telah banyak mengalami transisi menuju dunia modernisasi dan zaman yang terbuka terhadap perkembangan dan kemajuan dunia. Banyak hal yang memang harus kita perhatikan dari sudut yang berbeda untuk kemajuan sebuah Negara, termasuk generasi muda Indonesia pada saat ini.

Remaja – remaja Indonesia pada saat ini sebagai generasi muda yang selanjutnya yang akan meneruskan cita-cita sebuah bangsa, untuk memimpin dan mengatur  sebuah Negara, haruslah memiliki kepribadian yang baik, kecerdasan yang di landasi dengan ilmu dan wawasan yang luas, memiliki jiwa yang semangat, pikiran terbuka dan tujuan yang baik, berbobot dan bermanfaat serta berguan untuk kemajuan bangsa dan Negara. Sayangnya generasi muda Indonesia pada saat ini telah banyak terjerumus pada dunia modernisasi dan westernisasi sehingga melupakan adat ketimuran yang kita miliki yang di kenal oleh Negara lain sebagai Negara yang menjunjung tinggi moral dan adat kesopanan tapi fakta mengatakan lain. Generasi Indonesia saat ini mengalami krisis identitas dan korban dari gaya hidup hedonisme barat. Semakin banyak life style dari luar Negara Indonesia yang masuk semakin tidak terkandali generasi muda Indonesia saat ini.

Jika di lihat dari latar belakang, generasi- generasi muda saat ini yang korban dari budaya permisif yang tidak terikat dengan nilai dan norma bisa di pastikan di antaranya adalah kurangnya pendidikan agama dari keluarga, kurangnya perhatian, kepudulian, dan kasih sayang dari keluarga, lingkungan yang tidak mendukung, pola hidup yang terlalu bebas dan individualisme, teman sepergaulan yang menyukai kehidupan bebas, dan rapuhnya iman serta kepribadian.

Fakta yang di ambil dari beberapa sumber, sebagian generasi muda Indonesia pada saat ini sudah mengalami kerusakan akhlak, moral, dan nilai-nilai norma adat sopan ketimuran yang tidak di gunakan lagi oleh kita sendiri sebagai bangsa Indonesia, menyedihkan memang mengetahi generasi muda saat ini apabila kita lihat apa yang sudah di lakukan oleh sebagian generasi muda saat ini, sungguh miris…!!! dari penelitian ini menunjukan, kondisi remaja generasi muda Indonesia kita saat ini sungguh memprihatinkan.

Fakta :
12 agustus 2005, Harian Radar Yogyakarta, memberitakan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dari januari sampai juli terdapat 62% remaja yang dinikahkan ternyata hamil sebelum menika. Tepatnya, 74 calon pengantin perempuan yang akan menikah, 46 di antaranya dalam kondisi hamil.( sumber : majalah sabili No.14 Th. XV 24 januari 2008/15 muharram 1429)
Balai Pasar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Sosial (B2P3KS). Departemen Sosial Republik Indonesia ( Depsos RI) melakukan penelitian ilmiah. Penelitian yang bertajuk “ Kehamilan Tidak Dikhendaki Pada Remaja Tahun 2007 “ ini di lakukan di sebuah kota di Pulau Jawa. Kalangan remaja usia 10-24 thn ( sumber: majalah sabili No.14 Th XV 24 januari 2008/15 muharram 1429).

Kepala B2P3KS Dr. Yusnar Yusuf MA saat melaporkan hasil penelitian ini cukup mengejutkan. Pasalnya, data tentang kehamilan tidak di khendaki alias hamil di luar nikah dari tahun 2002-2005 angkanya meningkat signifikan. ( sumber : majalah sabili No. 14 Th XV 24 januari 2008/15 muharram 1429).
2002-2005. remaja yang mengalami kehamilan tidak di khendaki terbanyak adalah mahasiswi 59,22%.
Remaja yang tidak terdata status pendidikannya 21,15%.
Remaja yang berpendidikan SMU 17,70%
Secara keseluruhan, remaja hamil di luar nikah terbesar terjadi tahun 2002( 640 kasus). Kemudian tahun 2004 sebanyak (560 kasus) dan tahun 2005 (551 kasus).
( sumber: majalah sabili No. 14 Th. XV 24 januari 2008/15 muharram 1429)

Wahai generasi-generasi muda Indonesia…!!! marilah kita bersatu rapatkan barisan kita, perbaiki kembali kepribadian kita, akhlak kita, moral kita, dan lihatlah ke dalam diri kita sendiri dan renungkan kembali apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda Indonesia agar Negara kita Negara yang bersih, sehat, maju, kuat, dan cerdas dengan anak-anak dari generasi yang akan datang. Kita semua tahu, sebagi generasi muda Indonesia masa depan Indonesia bergantung pada generasi muda selanjutnya yang akan maju menggantikan generasi senior yang memang sudah waktunya menyerahkan kepemimpinan kepada generasi-generasi muda untuk mengurus dan membenahi Negara kita Indonesia menjadi Negara yang lebih baik, adil, jujur, dan bersih dari segala macam keburukan-keburukan yang kotor.
Apalagi yang kita harapkan selain generasi-generasi muda yang cerdas, semangat, baik, berwawasan luas, sehat jasmani dan rohani, moral yang baik dan menjunjung tinggi kesopanan. Negara yang baik bermula dari wanita dan generasi muda yang baik dan bermartabat. Maka, wahai …wanita-wanita Indonesia…!!! marilah kita perbaiki apa yang selama ini kita lakukan adalah sebuah pelajaran bagi kita untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, berguna, dan mempunyai harga diri sebagi wanita terhormat dari bangsa Indonesia. 

Karena wanita Indonesia yang baik yang menjaga kehormatannya, akhlak, dan moral yang baik, terhormat harga dirinya akan melahirkan generasi-generasi yang baik pula untuk pondasi-pondasi sebuah Negara yang kuat, baik, tentram, dan menjadi Negara yang lebih maju dan bermartabat. Semangat Indonesia…!!! kita pasti melakukan yang terbaik untuk Negara yang kita cintai, Indonesia. Rapatkan langkah kaki kita, eratkan persatuan dan kesatuan bangsa, tegakkan bahu kita dan luruskan pandangan kita menuju masa depan yang lebih cerah. Maju Indonesia…!!!, semangat Indonesia…!!! Indonesia bisa…!!!

sumber: http://rhegulusnazgul.wordpress.com/2011/03/11/generasi-muda-indonesia-pada-saat-ini/

CERITA KOCAK

Surat Cinta Seorang Hacker

Seandainya hatimu adalah sebuah system, maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka Sehingga tidak ada keraguan saat aku c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu,tapi aku hanya berani ping di belakang anonymouse proxy, inikah rasanya jatuh cinta sehingga membuatku seperti pecundang atau aku memang pecundang sejati whatever!

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilitiesmu, pake PHP injection Terus aku ls -la; find / -perm 777 -type d,sehingga aku tau kalo di hatimu ada folder yang bisa ditulisi atau adakah free space buat aku?. apa aku harus pasang backdor "Remote Connect-Back Shell"jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja, biar aku tidak merana seperti ini.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
saat semua request-ku diterima aku akan nogkrong terus di bugtraq untuk mengetahui bug terbarumu maka aku akan patch n pacth terus,aku akan jaga service-mu jangan sampai crash n aku akan menjadi firewallmu aku akan pasang portsentry, dan menyeting error pagemu " The page cannot be found Coz Has Been Owned by Someone get out!" aku janji gak bakalan ada macelinious program atau service yang hidden, karena aku sangat sayang dan mencintaimu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system,
jangan ada kata "You dont have permission to access it" untuk aku, kalau ga mau di ping flood Atau DDos Attack jangan ah....! kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku.

Seandainya hatimu adalah sebuah system, ...?

Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system,
kamu adalah sang bidadari impianku, yang telah mengacaukan systemku!
Suatu saat nanti aku akan datang n mengatakan kalau di hatiku sudah terinfeksi virus yang Menghanyutkan, Ga ada anti virus yang dapat menangkalnya selain ...kamu.

sumber:http://id-lucu.blogspot.com/2007/05/surat-cinta-seorang-hacker.html

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA

“Pendidikan” mempunyai banyak pengertian, tetapi secara umum diterima sebagai suatu perubahan perilaku. Tulisan dimaksudkan bukan untuk menganalisa teori yang ada dibalik Pendidikan Orang Dewasa, melainkan untuk memahami prinsip-prinsip Pendidikan Orang Dewasa (atau yang biasa disingkat POD) yang dapat diterima. Prinsip-prinsip yang disajikan di sini pada dasarnya sama dengan yang dikembangkan pada beberapa pelatihan yang menggunakan metode instruksional, tetapi satu hal yang membedakan adalah prinsip-prinsip POD lebih dikenal secara luas.
Prinsip-prinsip ini berkaitan dengan training (pelatihan) dan pendidikan, dan biasanya diterapkan pada situasi kelas formal atau untuk sistem on the job training (magang). Tiap bentuk pelatihan sebaiknya memuat sebanyak mungkin 9 prinsip yang tersebut di bawah ini. Supaya kita mudah mengingatnya (9 prinsip tersebut), maka biasanya digunakn sistem jembatan keledai atau istilah asingnya mnemonic, yaitu RAMP 2 FAME.
R = Recency
A = Appropriateness
M = Motivation
P = Primacy
2 = 2 – Way Communication
F = Feedback
A = Active Learning
M = Multi – Sense Learning
E = Excercise
Prinsip-prinsip ini dalam berbagai cara sangat penting, karena memungkinkan Anda (pelatih) untuk menyiapkan satu sessi secara tepat dan memadai, menyajikan sessi secara efektif dan efisien, juga memungkinkan anda melakukan evaluasi untuk sessi tersebut. Mari kita coba lihat ide-ide yang melatarbelakangi istilah RAMP 2 FAME. Penting untuk dicatat bahwa prinsip-prinsip ini tidak disajikan dalam satu urutan. Kedudukannya sama dalam satu kaitan antar hubungan.
R – RECENCY
Hukum dari Recency menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu yang dipelajari atau diterima pada saat terakhir adalah yang paling diingat oleh peserta/ partisipan. Ini menunjukkan dua pengetian yang terpisah di dalam pendidikan. Pertama, berkaitan dengan isi (materi) pada akhir sessi dan kedua berkaitan dengan sesuatu yang “segar” dalam ingatan peserta. Pada aplikasi yang pertama, penting bagi pelatih untuk membuat ringkasan (summary) sesering mungkin dan yakin bahwa pesan-pesan kunci/inti selalu ditekankan lagi di akhir sessi. Pada aplikasi kedua, mengindikasikan kepada pelatih untuk membuat rencana kaji ulang (review) per bagian di setiap presentasinya.
Faktor-faktor untuk pertimbangan tentang recency
  • Usahakan agar tiap sessi yang diberikan berjangka waktu yang relatif pendek, tidak lebih dari 20 menit (jika itu memungkinkan).
  • Jika sessi lebih dari 20 menit, harus sering diringkas (direkap). Sessi yang lebih panjangsebaiknya dibagi-bagi ke dalam sessi-sessi yang lebih pendek dengan beberapa jeda sehingga anda dapat membuat ringkasan.
  • Akhir dari tiap sessi merupakan suatu yang penting. Buatlah ringkasan/rekap dari keseluruhan sessi dan beri penekanan pada pesan-pesan atau poin-poin kunci.
Upayakan agar peserta/partisipan tetap “sadar” kemana arah dan perkembangan dari belajar mereka
A : APPROPRIATENES (Kesesuaian)
Hukum dari appropriatenes atau kesesuaian mengatakan kepada kita bahwa secara keseluruhan, baik itu pelatihan, informasi, alat-alat bantu yang dipakai, studi kasus -studi kasus, dan material-material lainnya harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta/partisipan. Peserta akan mudah kehilangan motivasi jika pelatih gagal dalam mengupayakan agar materi relevan dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pelatih harus secara terus menerus memberi kesempatan kepada peserta untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara informasi-informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya yang sudah diperolah peserta, sehingga kita dapat menghilangkan kekhawatiran tentang sesuatu yang masih samar atau tidak diketahui.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai appropriatness :
  • Pelatih harus secara jelas mengidentifikasi satu kebutuhan bagi peserta agar mengambil bagian dalam pelatihan. Dengan kebutuhan yang teridentifikasi, pelatih harus yakin bahwa sehala sesuatu yang berhubungan dengan sessi sesuai dengan kebutuhan tersebut.
  • Gunakan deskripsi, contoh-contoh atau ilustrasi-ilustrasi yang akrab (familiar) dengan peserta.
M: MOTIVATION (motivasi)
Hukum dari motivasi mengatakan kepada kita bahwa pastisipan/peserta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Pelatih menemukan bahwa jika peserta mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk berhasil, dia akan lebih baik dibanding yang lainnya dalam belajar. Pertama-tama karena motivasi dapat menciptakan lingkungan (atmosphere) belajar menjadi menye-nangkan. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian (appropriateness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai motivasi:
  • Material harus bermakna dan berharga bagi peserta, tidak hanya bagi pelatih
  • Yang harus termotivasi bukan hanya peserta tetapi juga pelatih itu sendiri. Sebab jika pelatih tidak termotivasi, pelatihan mungkin akan tidak menarik dan bahkan tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
  • Seperti yang disebutkan dalam hukum kesesuaian (appropriateness), pelatih suatu ketika perlu mengidentifikasi satu kebutuhan kenapa peserta datang ke pelatihan. Pelatih biasanya dapat menciptakan motivasi dengan mengatakan bahwa sessi ini dapat memenuhi kebutuhan peserta.
  • Bergeraklah dari sisi tahu ke tidak tahu. Awali sessi dengan hal-hal atau poin-poin yang sudah akrab atau familiar bagi peserta. Secara perlahan-lahan bangun dan hubungkan poin-poin bersama sehingga setiap tahu kemana arah mereka di dalam proses pelatihan.
P : PRIMACY (Menarik Perhatian di awal sessi)
Hukum dari primacy mengatakan kepada kita bahwa hal-hal yang pertama bagi peserta biasanya dipelajari dengan baik, demikian pula dengan kesan pertama atau serangkaian informasi yang diperoleh dari pelatih betul-betul sangat penting. Untuk alasan ini, ada praktek yang bagus yaitu dengan memasukkan seluruh poin-poin kunci pada permulaan sessi. Selama sessi berjalan, poin-poin kunci berkembang dan juga informasi-informasi lain yang berkaitan. Hal yang termasuk dalam hukum primacy adalah fakta bahwa pada saat peserta ditunjukkan bagaimana cara mengerjakan sesuatu, mereka harus ditunjukkan cara yang benar di awalnya. Alasan untuk ini adalah bahwa kadang-kadang sangat sulit untuk “tidak mengajari” peserta pada saat mereka membuat kesalahan di permulaan latihan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan mengenai primacy:
  • Sekali lagi, upayakan sessi-sessi diberikan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sebaiknya sekitar 20 menit seperti yang disarankan dalam hukum recency.
  • Permulaan sessi anda akan sangat penting. Seperti yang anda ketahui bahwa sebagian banyak peserta akan mendengarkan, dan oleh karena itu buatlah semenarik mungkin dan beri muatan informasi-informasi penting ke dalamnya.
  • Usahakan agar peserta selalu “sadar” arah dan perkembangan dari belajarnya.
  • Yakinkan peserta akan memperoleh hal-hal yang tepat pada saat anda pertama kali meminta mereka melakukan sesuatu
2 : 2- WAY COMMUNICATION (Komunikasi 2 arah)
Hukum dari 2-way-communication atau komunikasi 2 arah secara jelas menekankan bahwa proses pelatihan meliputi komunikasi dengan peserta, bukan pada mereka. Berbagai bentuk penyajian sebaiknya menggunakan prinsip komunikasi 2 arah atau timbal balik. Ini tidak harus bermakna bahwa seluruh sessi harus berbentuk diskusi, tetapi yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara pelatih/fasilitator dan peserta/partisipan.
Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai 2-way communication:
  • Bahasa tubuh anda juga berkaitan dengan komunikasi 2 arah: anda harus merasa yakin bahwa itu tidak bertentangan dengan apa yang anda katakan.
  • Rencana sessi anda sebaiknya memiliki interaksi dengan siapa itu dirancang, yaitu tak lain adalah peserta.
F: FEEDBACK (Umpan Balik)
Hukum dari feedback atau umpan balik menunjukkan kepada kita, baik fasilitator dan peserta membutuhkan informasi satu sama lain. Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa yang disampaikan, dan sebaliknya peserta juga membutuhkan umpan balik sesuai dengan penampilan/kinerja mereka.
Penguatan juga membutuhkan umpan balik. Jika kita menghargai peserta (penguatan yang positif) untuk melakukan hal-hal yang tepat, kita mempunyai kesempatan yang jauh lebih besar agar mereka mengubah perilakunya seperti yang kita kehendaki. Waspada juga bahwa terlalu banyak penguatan negatif mungkin akan menjauhkan kita memperoleh respon yang kita harapakan.
Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai feedback:
  • Peserta harus diuji (dites) secara berkala untuk umpan balik bagi fasilitator
  • Pada saat peserta dites, mereka harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka sesegera mungkin.
  • Tes bisa juga meliputi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan fasilitator secara berkala mengenai kondisi kelompok
  • Semua umpan balik tidak harus berupa yang positif, seperti yang dipercaya banyak orang. Umpan balik positif hanya setengah dari itu dan hampir tidak bermanfaat tanpa adanya umpan balik negatif
  • Pada saat peserta berbuat atau berkata benar (misal menjawab pertanyaan), sebut atau umumkan itu (di hadapan kelompok/peserta lain jika itu mungkin).
  • Persiapkan penyajian anda sehingga ada penguatan positif yang terbangun di awal sessi.
  • Perhatikan betul-betul peserta yang memberi umpan balik positif (berbuat betul) sama halnya kepada mereka yang memberi umpan balik negatif (melakukan kesalahan).
A : ACTIVE LEARNING (Belajar Aktif)
Hukum dari active learning menunjukkan kepada kita bahwa peserta belajar lebih giat jika mereka secara aktif terlibat dalam proses pelatihan. Ingatkah satu peribahasa yang mengatakan “Belajar Sambil Bekerja” ? Ini penting dalam pelatihan orang dewasa. Jika anda ingin memerintahkan kepada peserta agar menulis laporan, jangan hanya memberitahu mereka bagaimana itu harus dibuat tetapi berikan kesempatan agar mereka melakukannya. Keuntungan lain dari ini adalah orang dewasa umumnya tidak terbiasa duduk seharian penuh di ruangan kelas, oleh karena itu prinsip belajar aktif ini akan membantu mereka supaya tidak jenuh.
Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai active learning:
  • Gunakan latihan-latihan atau praktek selama memberikan instruksi
  • Gunakan banyak pertanyaan selama memberikan instruksi
  • Sebuah kuis cepat dapat digunakan supaya peserta tetap aktif
  • Jika memungkinkan, biarkan peserta melakukan apa yang ada dalam instruksi
Jika peserta dibiarkan duduk dalam jangka waktu lama tanpa berpartisipasi atau diberi pertanyaan-pertanyaan, kemungkinan mereka akan mengantuk /kehilangan perhatian.
M : MULTIPLE -SENSE LEARNING
Hukum dari multi- sense learning mengatakan bahwa belajar akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu dari kelima inderanya. Jika anda memberitahu trainee mengenai satu tipe baru sandwich mereka mungkin akan mengingatnya. Jika anda membiarkan mereka menyentuh, mencium dan merasakannya dengan baik, tak ada jalan bagi mereka untuk melupakannya.
Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai multiple-sense learning:
  • Jika anda memberitah/mengatakan sesuatu kepada peserta, cobalah untuk menunjukkannya dengan baik
  • Gunakan sebanyak mungkin indera peserta jika itu perlu sebagai sarana belajar mereka, tetapi jangan sampai lupa sasaran yang ingin dicapai
  • Ketika menggunakan multiple-sense learning, anda harus yakin bahwa tidak sulit bagi kelompok untuk mendengarnyaa, melihat dan menyentuh apapun yang anda inginkan.
Saya dengar dan saya lupa
Saya lihat dan saya ingat
Saya lakukan dan saya paham

(Confusius, 450 SM)
E. EXERCISE (Latihan)
Hukum dari latihan mengindikasikan bahwa sesuatu yang diulang-ulang adalah yang paling diingat. Dengan membuat peserta melakukan latihan atau mengulang informasi yang diberikan, kita dapat meningkatkan kemungkinan mereka semakin mampu mengingat informasi yang sudah diberikan. Yang terbaik adalah jika pelatih menambah latihan atau mengulangi pelajaran dengan mengulang informasi dalam berbagai cara yang berbeda. Mungkin pelatih dapat membicarakan mengenai suatu proses baru, lalu menunjukkan diagram/overhead, menunjukkan produk yang sudah jadi dan akhirnya minta kepada peserta untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Latihan juga menyangkut intensitas. Hukum dari latihan juga mengacu pada pengulangan yang berarti atau belajar ulang.
Faktor-faktor untuk pertimbangan dalam exercise:
  • Semakin sering trainee mengulang sesuatu, semakin mereka mengingat informasi yang diberikan
  • Dengan memberikan pertanyaan berulang-ulang kita meningkatkan latihan
  • Peserta harus mengulang latihannya sendiri, tetapi mencatat tidak termasuk di dalamnya
  • Ringkaslah sesering mungkin karena ini bentuk lain dari latihan. Buatlah selalu ringkasan saat menyimpulkan sessi
  • Buat peserta selalu ingat secara berkala apa yang telah sidajikan sedemikian jauh dalam presentasi
  • Sering disebutkan bahwa tanpa beberapa bentuk latihan, peserta akan melupakan 1/4 dari yang mereka pelajari dalam 6 jam, 1/3 dalam 24 jam, dan sekitar 9 % dalam 6 minggu.
Kesimpulan
Prinsip-prinsip dari belajar berkaitan kepada pelatihan dan pendidikan. Prinsip-prinsip tersebut digunakan di seluruh sektor/area, baik dalam ruang kelas atau sistem magang. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan kepada anak-anak dan remaja sebaik kepada orang dewasa. Instruksi yang efektif harus menggunakan sebanyak mungkin prinsip-prinsip ini, jika tidak keseluruhan-nya. Pada saat anda merencanakan satu sessi, lihat keseluruhan draft untuk meyakinkan bahwa prinsip-prinsip telah digunakan dan jika tidak, mungkin perlu suatu revisi (perbaikan).

SUMBER: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/02/15/9-prinsip-pendidikan-orang-dewasa/

NENEK (CERPEN)

Nenekku merokok! Inilah yang membedakannya dengan karakter nenek lain yang umumnya lemah lembut dan imut-imut; salah satunya. Ia juga garang, pemarah, dan suka cakap kotor! 
Bila kesal ia menyebut-nyebut alat kelamin pria dan wanita. Orang yang pertama kali mendengar nenek menggerutu pasti kaget bukan alang kepalang.
Namanya saja nenek, jadi, ia memang sudah tua sehingga semua orang tampaknya memaklumi segala ulahnya yang menyimpang. Kalau menasihati orang, nenek selalu terus terang. ”Malas kau! Mana ada laki yang mau sama kau? Bisanya cuma duduk-duduk mengangkang dan berdandan. Sana cuci piring, cuci pakaian, masak, atau beres-beres! Jadi perempuan jangan sampai harus disuruh-suruh. Malu.” Saudara sepupu jauhku langsung merah matanya dan tersengal-sengal napasnya diomeli begitu.
Aku melihat nenek sendiri tidak mengerjakan apa-apa. Sepanjang hari ia cuma duduk-duduk di kursi-baringnya yang terbuat dari kayu dan kain terpal. Ya, duduk-duduk sambil berkipas-kipas bila hari panas dan merokok Kansas. Bibi Ketiga yang selalu membelikannya rokok sehingga nenek sering bercerita kepada orang mengenai anak bungsunya ini yang dikisahkannya sebagai anak berbakti.
Nenek suka membanding-bandingkan Bibi Ketiga dengan Bibi Kedua yang dilukiskannya pelit dan hanya peduli pada keluarganya sendiri. Maka Bibi Kedua suka menyela bila nenek sudah mulai menyinggung Paman Kedua dan membandingkan perhatiannya dengan Paman Ketiga yang selalu dipujinya royal. Seperti efek domino, nenek pun lebih menyayangi anak-anak Bibi Ketiga dan selalu mencela anak-anak Bibi Kedua yang dinilainya nakal karena dimanja.
Ada sebuah pispot tempat nenek buang ludah di samping kursi-baringnya. Keadaan ini membuat aku merasa jijik tetapi aku mendiamkannya. Kalau aku tak menahan diri, nenek mungkin akan langsung menuding aku durhaka atau entah apalah. Ayah adalah anak sulung nenek. Karena melahirkan anak sulung laki-laki, nenek disayang kakek. Nenek, dengan demikian, juga menyayangi ayah lebih daripada Bibi Kedua dan Bibi Ketiga.
Nenek suka membanggakan ayah yang sebenarnya kurang cakap berdagang, suatu kemampuan yang menjadi andalan banyak orang perantauan pada masa itu. Seingat aku, ayah gagal dan rugi melulu bila memperdagangkan sesuatu. Berbeda dengan sikapnya terhadap ayah, nenek kurang senang dengan ibuku. Mungkin lantaran setelah menikah dengan ibu, ternyata ayah tidak maju-maju. Nenek juga tidak mencintai kami, aku dan saudara-saudaraku.
Ada kalanya aku merasa cemburu kepada teman yang sering bercerita betapa mereka disayang nenek masing-masing. Bukan perkara mata duitan tetapi nenek orang lain ternyata suka memberi uang kepada cucu-cucunya. Nenekku tidak pernah memberi aku uang jajan. Bila menyuruh-nyuruh pun ia tidak membiarkan aku mengantongi uang kembaliannya. Aku tahu nenek tidak punya banyak uang maka aku tidak banyak menuntut dan mengata-ngatainya pelit atau apalah. Jika membeli mie pangsit, nenek memesan mie polos tanpa pangsit. Belinya selalu sebungkus untuk dirinya saja. Jajan apapun nenek hanya memuaskan dirinya sendiri. Sejauh ingatanku, aku juga tak pernah membelikan sesuatu untuk nenek. Hubungan aku dan nenek jauh dari ikatan kasih sayang.
***
Nenekku istri muda kakekku. Istri kedua. Dahulu, zaman kakek dan nenekku, cukup banyak wanita menjadi istri muda pria perantauan dari Tiongkok. Orang yang merantau tidak pernah membawa-bawa serta istri dan anak mereka. Tiba di rantau, suratan tangan berbelok ke mana-mana. Usia pria perantau umumnya masih relatif muda dan penuh gairah. Mana tahan tidak menyentuh perempuan dalam waktu lama dan tak ada ujungnya?
Beberapa yang berakhlak rendah masuk-keluar rumah pelacuran dan mengisap opium. Kakekku bermoral tinggi biarpun akhirnya ia menyerah pada nafsunya sendiri. Ia mencari jalan yang agak bersih dengan mengambil keputusan menikah lagi. Aku yakin nenekku yang mulai menggodanya. Walaupun sudah tua, aku tahu nenek bertulang sedikit genit dari sananya.
Belakangan nenek di Tiongkok tahu bahwa suaminya sudah menikah lagi di perantauan meskipun kakek masih setia mengirimkan uang secara teratur. Mungkin nenek di Tiongkok sakit hati dan sudah memikirkan akan menempuh sebuah jalan sendiri. Pada suatu kesempatan ia menitipkan putrinya, putri sulung kakekku, kepada seorang perantau dari kampung yang sama untuk diserahkan kepada kakek. Kukira kakek orang baik dan bertanggung jawab. Ia membesarkan putri sulungnya secara terpisah. Kakek sudah cukup kaya waktu itu setelah sukses di perantauan. Entah pekerjaan yang dilakukan kakek sebelumnya, hal yang aku ketahui adalah bahwa kakek berdagang ikan asin grosiran. Aku memang tidak tahu banyak sebab kakek meninggal dunia saat aku masih berusia antara 1-2 tahun. Cerita-cerita aku dengar dari keluarga dan nenek.
Nenek suka bercerita jika tak dapat dikatakan banyak mulut. Setiap kali duduk atau jongkok dan berhadapan dengan orang, ia akan mulai bercerita. Biasanya semua ceritanya menyinggung hal yang bagus-bagus mengenai dirinya dan soal yang jelek-jelek dan aneh-aneh jika menyangkut orang lain.
Sebagai sesepuh, nenek sesekali dikunjungi sanak keluarga yang lebih muda. Ia senang dihormati tetapi tak segan-segan menyerang orang dengan kata-kata polos. Suatu kali ia mengintip salah seorang kerabat yang bersimpuh mengenakan celana dalam mini dan berkomentar, ”Beraninya kau! Pada zaman aku, celana dalam seperti itu hanya dipakai pelacur!” Kontan sang kerabat memerah wajahnya.
Selain cerita sehari-hari yang dibumbuinya, nenek sering pula mendongeng. Tentang Sun Go Kong yang dapat berubah menjadi 72 wujud, tentang kera yang jempolnya lemah sebab jika kuat bisa memegang pisau dan membunuh manusia, tentang tokoh bernama Gong Beng (Beng si Bodoh) yang duduk telanjang di bawah meja untuk menjadi santapan nyamuk agar ayahnya bebas dari gigitan nyamuk, dan lain-lain. Paling heboh bila nenek mendongeng tentang neraka. Orang yang berbohong bakal dipotong lidahnya, (bukan memanjang hidungnya), orang yang berkhianat akan direbus, orang yang mencuri dipenggal tangannya dan diumpankan kepada anjing, dan macam-macam siksaan menurut imajinasi nenek. Tujuannya membuat kami takut dan menjadi anak penurut. Di atas semua itu, tentu kami paling suka mendengar kisah hantu.
***
Kamar nenek seram atau begitulah pendapat aku. Satu-satunya jalan masuk cahaya berasal dari genteng kaca di atap. Pada langit-langit kamar ada bagian yang diberi lempengan kaca sehingga cahaya dari atap tersebut dapat menerobos masuk. Tidak ada jendela sebab kamar nenek berada di bagian dalam rumah. Pada dinding kamar tergantung sepasang lukisan potret kakek dan nenek dalam bingkai oval. Lukisan itu dibuat oleh seniman Belanda yang datang berkeliling dan mengumpulkan foto mereka yang hendak dilukis. Foto-foto yang terkumpul dibawa pulang dan dilukis di negeri Belanda. Setelah selesai ia membawa hasil karyanya kembali ke sini.
Perabot milik nenek hanya sebuah lemari kayu besar tempat ia menyimpan pakaiannya dan seluruh rahasia hidupnya. Aku tidak pernah tahu isi lemari nenek dan tidak ingin tahu. Aku masuk ke kamar nenek biasanya lantaran hendak mengambil sesuatu dari meja belajar kakak yang sejak kecil tidur bersama nenek.
Setelah ia sakit-sakitan aku jarang mendengar lagi mengenai nenek. Aku sendiri kemudian meninggalkan rumah untuk merantau ke Jawa. Aku tidak merindukan nenek dan aku kira nenek juga tidak peduli padaku. Perpisahan kami seperti sebuah keniscayaan yang pasti terjadi. Suatu waktu aku tahu, pada saat sakit, nenek pernah menuduh adikku mencuri uangnya dari dalam lemari! Aku tidak percaya dan marah. Nenek juga menambahkan bahwa uangnya dipakai adik untuk berjudi. Astaga, orang tua ini mengigau atau berhalusinasi. Fantasinya masih berjalan ke mana-mana ketika ia terbaring lemah. Aku mengenal adikku dan berani berkata bahwa ia tidak mungkin berlaku sejahanam itu. Aku pikir, jika masih ada di rumah, barangkali aku yang akan menjadi sasaran hujatan nenek.
Setelah ibu mempertanyakannya, Bibi Ketiga mengaku bahwa dialah yang mengambil uang nenek. Alasannya, ia khawatir bila nenek meninggal, kami mengambil uang itu. Ia merasa itu uangnya sebab hanya dia yang selalu memberi nenek uang. Sayangnya, ia mengaku setelah nenek meninggal dunia. Bibi Ketiga berkelit bahwa ia tidak tahu nenek menaruh curiga kepada adikku. Nenek senantiasa memuji Bibi Ketiga. Kenyataannya memang Bibi Ketiga sering membelikan nenek sesuatu, hal yang jarang dilakukan anak-anak nenek yang lain termasuk ayah. Selain rokok yang sekali beli 2-3 slop (1 slop isi 20 bungkus), Bibi Ketiga suka membelikan nenek sarung. Nenek memang mengenakan kebaya (yang belakangan aku tahu namanya kebaya ”encim”) dan sarung seperti nyai-nyai di Jawa.
Aku tahu, tidak baik bercerita tentang orang yang sudah tiada, apalagi mengenai keburukannya. Aku hanya ingin orang tahu bahwa tidak semua nenek baik. Nenek juga manusia dan ada yang jahat. Mungkin bukan jahat dalam arti suka memukul atau mencaci maki, melainkan tidak menyayangi cucunya dan egois sampai mati. Nenek telah wafat dan dikubur. Aku tidak pernah mengunjungi kuburannya. Tidak ada kerinduan untuk itu.

sumber: http://cerpenkompas.wordpress.com/2011/04/24/nenek/#more-1350

Sabtu, 11 Juni 2011

CERITA LUCU

Anak SD-PROKLAMASI


Seorang anak kelas 3 SD sedang menangis ketika pulang sekolah. Pada saat itu dia pulang lebih awal, sehingga ayahnya keheranan.
Ayah : “Kenapa kamu nak?”
Anak : “Tadi saya ditanyain bu guru”
Ayah : “Gurumu nanya apa?”
Anak : “Siapa yang mananda tangani teks proklamasi”
Ayah : “Terus kamu jawab apa?”
Anak : “Saya jawab bukan saya yang melakukan. Tapi sama guru saya dimarahi, sampai disuruh pulang”
Ayah : “Sudah akui saja kamu yang melakukan, sekarang balik sana ke sekolah, mumpung masih pagi”
Akhirnya si anak kembali ke sekolah. Sampai di sekolah gurunya menanyakan lagi
Guru :”Gimana, sudah ketemu jawabannya?”
Anak :”Sudah bu”
Guru :”Siapa yang menandatangani?”
Anak : “Saya bu”
Guru:”Masa jawabannya kaya gitu. Pulang kamu sekarang”
Si anak pulang dengan kebingungan. Sesampai di rumah dia ketemu dengan ayahnya
Ayah : “Lho, kenapa pulang lagi?”
Anak : “Diusir lagi ayah”
Ayah : “Kenapa? kamu jawab apa?”
Anak :”Saya yang melakukan ayah”
Ayah :”Aneh guru ini, dijawab tidak melakukan salah, dijawab melakukan juga salah, ya udah kita sama-sama ke sekolah saja”.
Akhirnya anak dan ayah sama-sama ke sekolah. Ketika menemui bu guru, sang ayah ngomong
Ayah :”Bu, maafkan jawaban anak saya tadi”.
Guru:”Iya, saya maafkan. Terus Bapak tahu jawabannya apa?”
Ayah :”Bu, waktu itu anak saya belum lahir. Jadi yang menandatangani saya bu”
Guru :”Lho, kok jawabannya begitu. Sudah pulang sana”
Akhirnya ayah dan anak sama-sama pulang. Mereka berdua kebingungan. Sesampai di perjalanan mereka berdua ketemu dengan ketua RT. Ketua RT bertanya ,”Kenapa kalian kok pada bingung?”
Akhirnya sang ayah menceritakan semua peristiwanya.
Mendengar itu semua sang ketua RT berkata ,”Sudahlah tenang aja, kalau urusan tanda tangan itu kan saya yang melakukan.”

sumber:http://lucubanget04.blogspot.com/

KEHIDUPAN

Engkau dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu
penuh kebimbangan
Kuwartakan padamu bahawa hidup adalah kegelapan
jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong
bila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaan
kecuali disertai cinta
Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain
Dan wujud Tuhan.

KAHLIL GIBRAN

KONSEPSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Kita sering mendengar istilah pemberdayaan masyarakat. Apa sebenarnya arti dari pemberdayaan masyarakat tersebut? Secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat.

Dari definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi, kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

Perilaku masyarakat yang perlu diubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau yang menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Contoh yang kita temui dimasyarakat seperti, anak tidak boleh sekolah, ibu hamil tidak boleh makan telor, yang membicarakan rencana pembangunan desa hanya kaum laki-laki saja, dan masih banyak lagi yang dapat kita temui dimasyarakat.

Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan. Disini masyarakat dapat membentuk panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan kegiatan, dan lain-lain. Lembaga-lembaga adat yang sudah ada sebaiknya perlu dilibatkan karena lembaga inilah yang sudah mapan, tinggal meningkatkan kemampuannya saja.

Nasehat Kehidupan

Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua bijak hanya mendengarkan degann seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan,
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua
"Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping
Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.

"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,
"Bagaimana rasanya ?"
"Segar", sahut si pemuda.
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua
"Tidak, " sahut pemuda itu.

Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".

Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:
"Hatimu adalah wadah itu; Perasaanmu adalah tempat itu; Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.”



sumber: http://freshcerita.blogspot.com/2009/04/nasehat-kehidupan.html

9 Alasan Pentingnya Jalan Kaki

Menjaga agar tubuh selalu dalam kondisi sehat dan bugar sebenarnya mudah  dilakukan. Kita tak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk tetap sehat. Cara sederhana dan paling mudah adalah dengan teratur berjalan kaki.

Dengan berjalan kaki selama 30-45 menit setiap hari, ternyata anda bisa mengubah hidup menjadi lebih sehat dan bermakna. Berikut ini adalah alasan mengapa Anda harus meluangkan waktu untuk berjalan kaki di tengah kesibukan rutinitas sehari-hari :

1. Mudah:  untuk memulai berjalan, yang Anda butuhkan hanyalah sepasang sepatu berjalan. Anda bisa berjalan di mana saja (di taman, teras, atau di atas treadmill) dan kapan saja (siang sore pagi, atau bahkan larut malam hari setelah makan malam). Mulailah dengan 10 sampai 15 menit, setelah itu dapat ditingkatkan secara bertahap.

2. Meningkatkan semangat : Berjalan ternyata dapat meningkatkan semangat, suasana hati, menghilangkan stres. Sebuah studi yang dimuat dalam Annals of Behavioral Medicine menunjukkan, siswa yang berjalan secara teratur memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan mereka yang terlalu sering duduk, berolahraga sedikit atau tidak sama sekali. Berjalan juga dapat membantu Anda mendapatkan oksigen lebih selain juga dapat memfasilitasi pelepasan endorfin dan mendapatkan hormon baik. 

3. Meningkatkan otak : Ini adalah fakta bahwa melakukan latihan dalam bentuk apapun bisa membantu meningkatkan kemampuan fisik, mental dan kewaspadaan. Sebuah studi yang dilakukan oleh National Council of Aging menyimpulkan bahwa, berjalan kaki 45 menit sehari bisa mempertajam kemampuan mental.

4. Mengurangi risiko sakit jantung dan stroke : Berjalan selama 30 sampai 45 menit setiap hari membantu meningkatkan sirkulasi darah. Hal ini juga membantu dalam meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam darah dan menurunkan kolesterol jahat (LDL), sehingga melakukan fungsi pelindung secara keseluruhan. 

5. Mempertahankan tingkat gula darah: Berjalan kaki selama 45 menit di pagi hari bisa membantu penderita diabetes mengontrol kadar gula darah. Misalnya, berjalan selama 10 sampai 15 menit setelah makan dapat membantu menurunkan gula darah postprandial. Sedangkan berjalan kaki selama 30 menit atau lebih pada malam hari membantu dalam mengendalikan kadar gula darah.
Berjalan tidak hanya menguntungkan bagi penderita diabetes, tetapi juga membantu dalam mengurangi resiko terkena diabetes pada orang-orang yang rentan terhadap penyakit ini. Sebuah studi yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pittsburgh menemukan bahwa berjalan kaki selama 30 menit sehari memperkecil risiko diabetes untuk orang-orang yang mengalami kelebihan berat badan maupun yang tidak.     

6. Mencegah disfungsi seksual : berjalan cepat selama setidaknya dua mil (3.2 km) setiap hari bisa mengurangi impotensi pada pria. Hal tersebut berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat Journal of American Medical Association dan efeknya lebih terlihat pada pria berusia tengah baya dan pada pria penderita diabetes.     

7. Mengurangi risiko kanker :  berjalan sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang menjalani pengobatan kanker. Ini dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk pulih dan bertahan hidup. Berjalan juga dapat meningkatkan rasa lapar pada pasien sehingga membantu mereka untuk meningkatkan minat makan.
Berjalan juga membantu dalam mengurangi risiko berbagai jenis kanker seperti payudara dan usus besar. Sebuah makalah yang disajikan pada Pertemuan Tahunan ke-95 American Association for Cancer Research di Orlando menunjukkan bahwa berjalan meningkatkan kelangsungan hidup penderitaan dari kanker payudara.

8.  Menjaga berat badan : apakah Anda mempunyai keinginan menurunkan atau menambah berat badan? berjalan ternyata salah satu jenis latihan yang dapat membantu Anda terkait kedua masalah tersebut. Berjalan bila diikuti dengan diet terkontrol membantu Anda dalam menurunkan berat badan dan menghilangkan lemak beberapa inci. Berjalan juga bisa sebagai latihan aerobik untuk membantu Anda dalam menjaga berat badan setelah tujuan Anda tercapai.

9. Panjang umur : sebuah penelitian jantung di Honolulu yang melibatkan 8.000 pria, ditemukan bahwa dengan berjalan dua mil (3.2 km) per hari mengurangi risiko kematian hampir 50 persen. Risiko kematian akibat kanker bahkan ditemukan lebih rendah. Beberapa studi lain juga mengungkap temuan yang sama. Jadi, berjalan membuat hidup anda lebih lama.
Apa yang dibutuhkan untuk mulai berjalan? Yang dibutuhkan hanyalah sedikit motivasi dan sepasang sepatu. Selain itu, untuk menunjangnya anda bisa mengajak beberapa teman untuk berjalan. Sehingga berjalan dalam sebuah kelompok menjadi lebih menyenangkan.


sumber: Kompas.com

Jumat, 10 Juni 2011

TOM N JERRY

Pantun Nasehat Lucu

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Berakit-rakit melulu
Kapan dapat gantian?
(Cape deh dari dulu-dulu merakit terus)

Main laptop larut malam
Besok telat masuk kerjaan
Kalau adik keluar malam
Pasti lagi kejar setoran
(Hayooo yang suka keluar malam)

Panas-panas kota Jakarta
Akibat pemanasan dunia
Bila ingin lulus sarjana
Tidur malam tanpa celana
(Biasa men, adik kecil juga butuh udara segar)

Meler-meler ingus keteter
Sampai sakit di kepala
Hati-hati sering teler
Bisa-bisa ke alam baka
(Ampun DJ, ngak lagi deh janji)

sumber: http://www.squidoo.com/pantun-pantun-lucu

PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka
ke stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, kemanakah mereka
di atas roda-roda baja mereka berkendara
mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota

Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa


Oleh Hartoyo Andangjaya

MIMPI YANG SIA-SIA (CERPEN)


“Seratus dua puluh halaman, folio, seribu lima ratus per lembar,”

Dia tersenyum sambil meletakan setumpuk kertas putih yang dibawanya. Aku melirik sesaat, tidak perlu memeriksa lebih jauh mengenai cetakan skripsi yang baru saja dihitungnya tadi, covernya yang aku benci terlihat mengkilat terkena sinar, tanda bahwa semua cetakan itu baru saja keluar dari mesin print.

Dia tersenyum. Kepalanya agak sedikit miring sambil memperhatikanku yang tengah duduk di balik meja tinggi, dengan kertas gambar berhamburan disekitar.

“Seratus lima puluh ribu, ditambah kertas dan biaya lelah,” senyumnya berubah mencemooh. “Lima ratus ribu, uang yang sangat sedikit bagi sarjana untuk membeli ijazah kelulusan. Aku tidak heran kalau sekarang banyak sarjana yang lulus dengan duit!”

Aku tertawa kecil. “Sayangnya itu baru saja terjadi, bukan?!” kataku sambil melirik tumpukan kertas yang ia bawa. Aku sudah menyediakan tempat untuk ‘skripsiku’, rak paling bawah di tempat penyimpanan kertas sketsaku.

Ia mendengus melihatku meletakannya disana. Ia mengenal jelas kamarku, termasuk dimana letak celana dalamku sekalian. Dan ia tahu kalau bagiku, rak paling bawah adalah tempat benda-benda yang paling tidak aku ingin sentuh.

Wajahnya masam, saat aku melirik dia sudah menyilangkan tangan di dada. “Setidaknya kamu lebih menghargaiku!” tukasnya.

“Setelah ujian aku traktir kamu!” ujarku seraya nyengir.

Ia mendelik. “Apakah sebulan riset, sebulan pacaran dengan laptop, dan sebulan nyusun itu pantas hanya dihargai dengan satu kali traktiran?”

Lagi-lagi hanya nyengir. “Kamu malaikatku, malaikat tidak seberarti satu kali traktiran. Tidak pula ratusan kali traktiran.”

“Oh, mulutmu manis sekali…..” ujarnya dengan nada dibuat manis, “Alangkah beruntungnya gadis yang kamu jadikan pacar….”

Aku tertawa. “Jangan memuji diri sendiri!”

Dia Kiray, kini tengah menggeleng sambil mencemooh. Dia duduk di kursi di depan sambil mempermainkan salah satu buku sketsaku. “Kamu tahu, jika kamu memilih desain interior atau bahkan arsitek, kurasa kamu tidak butuh pembuat skripsi. Ekonomi bukan ilmu yang susah, tetapi bagi otak pensil sepertimu melihat koordinat BEP sama saja seperti menggambar di atas air. Harusnya kamu tidak memaksa satu fakultas denganku jika itu hanya menyusahkanku!”

Aku tertawa. “Bukankah kamu yang bilang kalau seandainya kita satu sekolah terus dari SD sampai masuk peti mati yang sama, kemungkinan kita bisa memecahkan rekor dan masuk Guines World Record?”

Dia mendelik lagi, “Satu sekolah setiap hari denganmu saja sudah membuatku hampir mati, apalagi satu peti mati!”

“Tapi setidaknya namamu masuk buku rekor dunia!”

Dia mengepalkan tangannya sambil memandang sengit padaku. Ia pura-pura marah, tapi aku tahu bahwa sasaran kemarahannya bukanlah wajahku, melainkan kertas-kertas sketsaku. Aku hapal lagaknya, bertahun-tahun bersamanya membuatku semakin ahli menghindarkan buku sketsaku dari hantaman tangannya.

“Ah, sudahlah! Bertengkar denganmu tidak ada gunanya,” keluhnya kemudian. Ia duduk membelakangiku, kepalanya menengadah melihat langit-langit kamarku. “Kapan akan ada cewek kesini untuk bersihin sarang laba-laba itu, ya?” gumamnya sambil menunjuk sarang laba-laba di atas lemari.

Tidak perlu melirik untuk melihat, aku sudah terlampau sering melihatnya, ini kamarku sendiri, justru karena kamarku sendiri jadi malas membersihkannya. “Kenapa harus mencari cewek lain lagi? Kamu toh sudah ada disini, tuh sapu di luar!”

Ia menoleh dengan wajah mengerikan. Tapi pintu kamarku ada yang membuka, sekali ini dia tidak akan bisa terus mendelik padaku. Seseorang menerobos masuk dan langsung menengadahkan tangan pada Kiray.

“Mana punyaku?”

Raka, manusia bertinggi sempurna, mitraku dalam memeras otak Kiray. Jika ditanya siapa yang paling menyusahkan gadis itu, maka aku dan Raka adalah jawabannya. Kami bertiga satu fakultas, hampir satu kelas. Aku yang menemukan Raka duluan di Kegiatan mahasiswa yang aku ikuti, kemudian baru aku membawanya ke tengah aku dan Kiray. Kami bertiga sekarang bersahabat erat.

Kiray nampak mendengus berat sambil meraih ranselnya. Tumpukan kertas yang dijepit jepitan hitam keluar lagi dari tas itu dan berpindah tangan pada Raka. Tumpukan seperti punyaku. Apa perlu dijelaskan bahwa Kiraylah yang membuatkan kami berdua skripsi?

“Aku perlu istirahat!” erang Kiray dengan wajah amat tersiksa. “Kalian berdua membunuhku!”

Aku dan Raka hanya bisa tertawa tertawa garing.

“Tidur saja dulu!” saranku sambil menunjuk kasurku.

Kiray meliriknya setengah hati. “Aku akan tidur disana setelah kamu punya sudah pacar yang mau sukarela membersihkannya,” katanya sambil berdiri dan menyampirkan ransel di pundaknya. “Tapi sebelum itu, aku lebih milih tempat tidur Raka,” Kiray menoleh ke Raka yang siap mengangkat tangannya untuk dirangkul.

“Sementara aku jilid, kamu bebas tidur disana, sayangku!”

Aku tersenyum melihat mereka, tapi aku tahu hatiku teriris. Kedua makhluk paling dekat denganku itu pergi sambil bergandengan tangan.

Kiray sahabatku sejak SD, juga orang yang paling aku butuhkan untuk berbagi cinta di sisa hidupku kelak. Bertahun-tahun aku yakin dengan impianku itu, kelak pasti menjadi nyata.

Namun mimpiku sia-sia ketika dia bertemu orang lain, dan yang lebih menyakitkan, aku sendiri yang membawa orang itu kepadanya.

Apakah masih perlu dijelaskan betapa menyesal dan sakitnya hatiku?

Spongbob

HOMESCHOOLING SEBAGAI PENDIDIKAN ALTERNATIF


A.   PENDAHULUAN
Sebenarnya sudah lama bangsa kita mengenal konsep Homeschooling ini, bahkan jauh sebelum sistem pendidikan Barat datang. Sebagai contohnya yaitu di pesantren-pesantren, para kiai, buya dan tuan guru mendidik anak-anaknya sendiri.
Para tokoh besar seperti KH Agus Salim, Ki Hajar Dewantara atau Buya HAMKA juga mengembangkan cara belajar dengan sistem persekolahan di rumah ini, bukan sekedar agar lulus ujian kemudian memperoleh ijasah, namun agar lebih mencintai dan mengembangkan ilmu itu sendiri.
Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seperti halnya definisi pendidikan yang telah disebutkan di atas, setiap orangtua pasti menghendaki pendidikan yang bermutu, mengedepankan nilai-nilai iman dan moral serta suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu munculah gagasan orangtua untuk mengadakan sekolah di rumah yang dikenal sebagai homeschooling, atau sekolah mandiri atau home education atau home based learning.
Sebagian besar sekolah formal berorientasi kepada nilai rapor, kurang mengedepankan keterampilan hidup dan bersosial pesertadidiknya. Padahal nilai rapor dapat diperoleh dengan jalan pintas seperti mencontek. Selain itu, di sekolah formal memiliki peserta didik yang sangat banyak sehingga perhatian kurang.
Ketidakpuasan tersebut semakin memicu orangtua memilih mendidik anak-anaknya di rumah, dengan resiko menyediakan banyak waktu dan tenaga. Homeschooling menjadi tempat harapan orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan anak-anak, mengembangkan nilai-nilai iman/ agama dan moral serta mendapatkan suasana belajar yang menyenangkan (Pormadi Simbolon, 2007).
Saat ini sistem persekolahan dirumah juga bisa dikembangkan untuk mendukung program pendidikan kesetaraan. Khususnya terhadap anak bermasalah, seperti anak jalanan, buruh anak, anak suku terasing, sampai anak yang memiliki keunggulan seperti atlet atau artis cilik yang padat dengan kegiatan mereka (Seto Mulyadi, 2007).
B.   PENGERTIAN HOMESCHOOLING
Pengertian Homeschooling (HS) sendiri adalah model alternatif belajar selain di sekolah. Tak ada sebuah definisi tunggal mengenai homeschooling. Selain homeschooling, ada istilah home education atau home-based learning yang digunakan untuk maksud yang kurang lebih sama (Muhammad Baitul Alim, 2009).
Dalam bahasa Indonesia, homeschooling sering disebut sekolah rumah atau sekolah mandiri.
Menurut Sumardiono, pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Memilih untuk bertanggungjawab berarti orangtua terlibat langsung menentukan proses penyelenggaraan pendidikan, penentuan arah dan tujuan pendidikan, nilai-nilai yang hendak dikembangkan, kecerdasan dan keterampilan, kurikulum dan materi, serta metode dan praktek belajar (lewat Pormadi Simbolon, 2007).
Walaupun orang tua menjadi penanggung jawab utama homeschooling, tetapi pendidikan homeschooling tidak hanya dan tidak harus dilakukan oleh orang tua. Selain mengajar sendiri, orang tua dapat mengundang guru privat, mendaftarkan anak pada kursus, melibatkan anak-anak pada proses magang (internship), dan sebagainya.
Sesuai namanya, proses homeschooling memang berpusat di rumah. Tetapi, proses homeschooling umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah. Para orang tua homeschooling dapat menggunakan sarana apa saja dan di mana saja untuk pendidikan homeschooling anaknya.
C.   PENYEBAB LAHIRNYA HOMESCHOOLING
Pemicu lahirnya homeschooling adalah sebagai berikut:
·         Kegagalan Sekolah Formal
Saat ini pendidikan formal dianggap gagal dalam menciptakan pendidikan yang bermutu. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang tidak lulus ujian nasional. Oleh karena itu, dengan adanya homeschooling diharapkan dapat menghasilkan pendidikan yang lebih bermutu, berdaya-saing dan sesuai dengan kebutuhan.
·         Sosok Homeschooling Terkenal
Banyaknya tokoh-tokoh penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani sekolah formal juga memicu munculnya homeschooling. Misalnya Benyamin Franklin, Thomas Alfa Edison, serta tokoh dalam negeri seperti K.H. Agus Salim dan Ki Hajar Dewantara.
Benyamin Franklin misalnya, ia berhasil menjadi seorang negarawan, ilmuwan, penemu, pemimpin sipil dan pelayan publik bukan karena belajar di sekolah formal. Franklin hanya menjalani dua tahun mengikuti sekolah karena orang tua tak mampu membayar biaya pendidikan. Selebihnya, ia belajar tentang hidup dan berbagai hal dari waktu ke waktu di rumah dan tempat lainnya yang bisa ia jadikan sebagai tempat belajar (Pormadi Simbolon, 2007).
·         Tersedianya Sarana Pendukung yang Memadai
Perkembangan homeschooling ikut dipicu oleh perkembangan sarana dan fasilitas yang sangat beranekaragam. Fasilitas itu antara lain fasilitas pendidikan (perpustakaan, museum, lembaga penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya), fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran, pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan informasi (internet dan audiovisual).
·         Menghindari Pergaulan yang Menyimpang
Kekhawatiran orang tua terhadap pergaulan bebas menjadi salah satu penyebab berdirinya homeschooling. Pertumbuhan anak dalam keluarga relatif terlindung dari pergaulan yang menyimpang seperti tawuran, narkoba, pornografi, mencontek, dan sebagainya. Hal ini disebabkan orang tua terjun langsung dalam kegiatan belajar anaknya sehingga mengetahui apa saja yang telah dilakukan.
D.   LANDASAN HUKUM HOMESCHOOLING
Keberadaan homeschooling legal di mata hukum Indonesia. Seperti yang telah dicantumkan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 27, homeschooling termasuk kategori pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri (ayat 1). Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan (pasal 2).
Sebagai lembaga pendidikan alternative, persekolahan rumah atau homeschoolimh akan mendapat bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) atau semacam bantuan operasional sekolah (BOS) di sekolah formal.
E.    KURIKULUM DAN MATERI PEMBELAJARAN HOMESCHOOLING
Kurikulum pembelajaran homeschooling adalah kurikulum yang didesain sendiri namun tetap mengacu kepada kurikulum nasional. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Bryan Ray menunjukkan bahwa mayoritas homeschoolers (71%) memilih sendiri materi pembelajaran dan kurikulum dari kurikulum yang tersedia, kemudian melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan keadaan keluarga. Selain itu, 24% diantaranya menggunakan paket kurikulum lengkap yang dibeli dari lembaga penyedia kurikulum dan materi ajar. Sekitar 3% menggunakan materi dari sekolah satelit (partner home schooling) atau program khusus yang dijalankan oleh sekolah swasta setempat (Anoname, 2010: http://tokay.blog.uns.ac.id/2010/01/10/home-schooling-sebagai-alternatif-pembelajaran-formal-boy/).
Kurikulum di dalam homeschooling hanyalah peta pemandu untuk menentukan topik yang akan pelajari. Penjabarannya sangat beragam. Setiap keluarga bisa menciptakan kegiatan belajar yang amat kaya dari sebuah kisi-kisi pelajaran. Salah satu keunikan homeschooling terletak pada keleluasaan untuk menentukan urutan prioritas. Kalau kurikulum diknas memiliki urutan-urutan yang sudah baku, maka homeschooler bisa mengubahnya sama sekali. Mungkin istilah level-level kelas 1, 2, 3, dan seterusnya tidaklah berlaku dalam homeschooling.
F.    TANTANGAN PENYELENGGARAAN HOMESCHOOLING DAN CARA MENGATASINYA
Menurut Seto Mulyadi, ada beberapa tantangan bagi penyelenggaraan homeschooling, antara lain:
·         Sulitnya memperoleh dukungan atau tempat bertanya
·         Kurangnya tempat sosialisasi dan orang tua harus terampil memfasilitasi proses pembelajaran
·         Evaluasi dan penyetaraannya
Namun, dengan adanya Asosiasi Sekolah-rumah dan Pendidikan Alternatif untuk mengkoordinasi berbagai kegiatan persekolahan di rumah dan pendidikan alternatif di Indonesia, termasuk memberikan pelatihan dan informasi mengenai cara penyelenggaraannya, diharapkan kendala di atas dapat diatasi.
G.   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN HOMESCHOOLING
Seperti halnya sekolah formal, homeschooling juga memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya yaitu:
1.    Kelebihan
·         Customized, sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga
  • Memberi banyak keleluasaan bagi anak untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum.
·         Lebih memberikan peluang untuk kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan dalam model sekolah umum.
·         Memaksimalkan potensi anak sejak usia dini, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan di sekolah.
·         Lebih siap untuk terjun di dunia nyata (real world) karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya.
  • Menyediakan pendidikan moral atau keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik.
·         Kesesuaian pertumbuhan nilai-nilai anak dengan keluarga. Relatif terlindung dari paparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, narkoba, konsumerisme, pornografi, mencontek, dsb).
·         Memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu yang lama seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya.
·         Kemampuan bergaul dengan orang tua dan yang berbeda umur (vertical socialization).
·         Biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan keadaan orang tua
  • Memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran terutama bagi anak yang sakit atau cacat.
2.    Kekurangan
·         Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orang tua
·         Tidak adanya suasana kompetitif sehingga anak tidak bisa membandingkan sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusianya.
·         Keterampilan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah.
·         Ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan.
·         Proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.
Semua sistem pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Satu sistem sesuai untuk kondisi tertentu dan sistem yang lain lebih sesuai untuk kondisi yang berbeda. Daripada mencari sistem yang super, lebih baik mencari sistem yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan kondisi orang tua. Sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk mengantarkan anak-anak pada masa depannya, orang tua memiliki tanggung jawab sekaligus pilihan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Homeschooling menjadi alternatif pendidikan yang rasional bagi orang tua; memiliki kelebihan dan kekurangan inheren di dalam sistemnya (Muhammad Baitul Alim, 2009).
H.   BENTUK-BENTUK HOMESCHOOLING
Klasifikasi bentuk persekolahan di rumah atau homeschooling ada tiga macam, antara lain:
·         Homeschooling tunggal
Yaitu persekolahan di rumah yang diselenggarakan oleh sebuah keluarga tanpa bergabung dengan keluarga yang lain.
·         Homeschooling majemuk
Yaitu persekolahan di rumah yang dilaksanakan berkelompok oleh beberapa keluarga.
·         Homeschooling komunitas
Yaitu persekolahan di rumah yang merupakan gabungan dari beberapa model majemuk dengan kurikulum yang lebih terstruktur sebagaimana pendidikan nonformal.

I.      PENUTUP
Homeschooling merupakan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang tidak puas dengan sekolah formal untuk meningkatan mutu pendidikan, menanamkan nilai-nilai iman dan moral secara lebih intensif serta menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan.
Homeschooling sangat fleksibel, dapat dilakukan dimana saja, oleh siapa saja dan kapan saja sesuai dengan keinginan.
Orangtua yang merasa sistem pendidikan formal kurang dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya, homeschooling dapat dijadikan salah satu solusinya. Di dalam homeschooling menerapkan model pembelajaran humanisme, dimana anak diberi kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi dirinya sesuai dengan keinginannya tanpa tekanan dari lingkungan dan pihak manapun.
J.    DAFTAR PUSTAKA
Rachman, Arief. 2007. Home-schooling Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Guza, Afnil. 2009. UU RI NO. 9 TH 2009 BHP dan SISDIKNAS UU RI NO. 20 TH 2003. Jakarta: Asa Mandiri
Anoname. 2010. Home Schooling Sebagai Alternatif Pembelajaran Formal Boy [Online]. Tersedia: http://tokay.blog.uns.ac.id/2010/01/10/home-schooling-sebagai-alternatif-pembelajaran-formal-boy/
Alim, Muhammad Baitul. 2009. Pengertian Homeschooling Indonesia [Online]. Tersedia: http://www.psikologizone.com/pengertian-homeschooling-indonesia.
Simbolon, Pormadi. 2007. Sebuah Pendidikan Alternatif [Online]. Tersedia: http://pormadi.wordpress.com/2007/11/12/homeschooling/